Kamis, 07 Januari 2016

Kesesatan dalam Program "Mata Najwa"

Oleh : 
Patricia Suzana Claudia Wijaya
00000008794

Dalam posting ini, saya akan membahas tentang kesesatan yang ada di program Mata Najwa pada episode “Para Penantang Ahok” yang ditayangkan pada tanggal 7 Oktober 2015. Ada beberapa kesesatan yang saya temukan dalam tayangan tersebut, bukan hanya dari narasumber namun juga dari pewawancara yaitu Najwa Shihab.
                Satu kesesatan yang terlihat jelas dari tayangan ini adalah Najwa cenderung berpihak kepada Ahok. Dengan begitu, Najwa sering memberikan pertanyaan yang cenderung menyudutkan narasumber. Contohnya ketika Marco Kusumawijaya mengatakan bahwa ia akan menyelenggarakan pertemuan dengan rakyat karena hal itu sangat penting. Najwa mempertanyakan apakah penting juga berhubungan dengan ketua DPR atau anggota fraksi partai dan Marco mengiyakan, namun akan dimulai terlebih dahulu dari warga. Setelahnya Najwa langsung mengatakan bahwa tidak penting (bertemu) politisi sebenarnya, lebih penting warga. Tampak sekali ada makna lain yang tersirat dari kalimat tersebut.
                Dapat dilihat juga dari semua narasumber yang ditanyai, semuanya terkesan menjawab dengan bertele-tele. Ketika suatu pertanyaan dikeluarkan, untuk mencapai jawaban narasumer berbicara tentang hal lain yang menyangkut pertanyaan. Namun dari kata-kata narasumber dapat tersirat makna yang tidak dikatakan secara langsung. Seperti ketika Sekertaris DPD partai PDI Perjuangan. Najwa menanyakan apakah PDIP mendukung atau menentang Ahok. Narasumber tersebut menjawabnya dengan kalimat yang berbelit-belit yang  tidak menyiratkan jawaban akan pertanyaan yang dikemukakan. Beliau malahan membahas tentang siapakah wakli dari PDIP yang akan maju di Pemilu DKI.  Pada akhirnya ia menyinggung tentang perilaku Ahok yang dikenal sebagai orang yang tegas dan blak-blakan. Hal itu, menurut saya, cukup menunjukkan bahwa beliau tidak mendukung Ahok.
                Jadi, yang kesesatan yang saya tangkap dari tayangan ini bersifat Argumentum ad Hominem (tu quoqe) karena Najwa secara tidak langsung menyerang dengan membuat mereka terkesan meragukan mereka dan membuat mereka terlihat tidak lebih baik daripada Ahok. 

Minggu, 06 Desember 2015

IRVANDY JANUAR - 00000008685

Menurut saya kesalahan yang ada dalam Mata Najwa edisi calon wagub kemarin adalah di nara sumbernya. Karena menurut saya, tidak ada satu pun dari nara sumber tersebut yang cukup kuat untuk bertanding untuk ahok. Semestinya, jika metro TV memang serius ingin menampilkan saingan ahok, metro TV seharusnya memanggil kandidat kuat yang bisa menggantikan ahok seperti Ridwan Kamil atau tokoh-tokoh besar lainnya. Bukan memanggil tokoh-tokoh kecil yang hanya akan menjadi penggembira nantinya.

Kesesatan dalam acara Mata Najwa para penantang Ahok

Nama : Sacharissa P. Sutedja
NIM : 00000008847




Dari film yang sudah ditonton kemarin menurut saya mata najwa termasuk dalam kesesatan karena premis negatif. Karena mata najwa mengambil kesimpulan dari dua pihak yang sudah jelas tidak menyukai Ahok, dan menginginkan Ahok lengser dari jabatannya. Dan sudah terlihat dari film tersebut mata najwa cenderung lebih berpihak pada Ahok. Seharusnya sebagai pembawa acara ia mampu menyikapinya dengan baik dengan cara tidak berpihak pada siapa pun. Dan mampu menjadi penegah antara pihak yang mendukung ahok dan pihak yang tidak mendukung ahok. Ketika mata najwa menanyakan beberapa pertanyaan kepada penantang Ahok yaitu Muhammad Sausin , ia cenderung memojokkan beliau dan terlihat mata najwa berpihak pada ahok. Mata najwa juga melampirkan beberapa keburukan dan rekam kesalahan dari Sausin yang membuat beliau beberapa kali tidak mampu menjawab pertanyaan dari mata najwa. Termasuk juga dalam kesesatan Hominem yaitu merendahkan satu pihak yaitu pihak Muhammad Sausin yang agak terpojok dengan beberapa pertanyaan dari mata najwa.  

Kesesatan yang terdapat dalam video Mata Najwa

Stephanie Victoria Rahadi – 00000008690
Di dalam tersebut terdapat kesesatan. Di dalam acara Mata Najwa yang bertopik menentang Ahok tersebut Najwa cenderung mendukung Ahok. Sehingga Najwa sering melontarkan beberapa pertanyaan kepada para bintang tamu yang menentang Ahok. Pertanyaan tersebut membuat para penentang Ahok bingung menjawab pertanyaan. Najwa juga lebih memaksakan sebuah pertanyaan agar dijawab. Bahwa Najwa mendukung Ahok juga dapat dilihat dari ketika Najwa menayakan pertanyaan kepada teman Ahok, Najwa langsung mengiyakan. Tetapi ketika kepada lawan Ahok, Najwa menanyakan nya berkali – kali. Seharusnya Najwa dapat bersikap netral walaupun mungkin iya mendukung Ahok.
Di dalam acara tersebut juga terdapat kesesatan. Salah satu kesesatan nya adalah kesesatan Argumentum ad Ignorantiam. Argumen ini dilkukan ketika seseorang mengacu kepada ketidaktahuan untuk memenagkan perkara. Para penentang Ahok berkata bahwa cara kerja Ahok adalah cara kerja yang lambat. Alasan mereka untuk menentang Ahok sebenernya kurang pas. Karena mereka tidak melihat cara kerja Ahok di belakang. Mereka hanya mengomentari cara kerja Ahok yang terlihat saja, tetapi cara kerja Ahok yang tidak terlihat di media massa mereka tidak tahu.

Najwa juga melakukan kesesatan Hominem dalam acara tersebut. Hominem adalah kesesatan merendahkan pribadi suatu orang. Kesesatan itu dapat dilihat dari ketika Najwa melontarkan pertanyaan “siapkah anda menggantikan Ahok?” kepada Fraksi Gerindra, dan Muhammad Sanusin. Lalu, mereka menjawab “siap”. Najwa langsung hanya tersenyum. Sikap Najwa tersebut merendahkan pribadi Fraksi Gerindra dan Muhammad Sanusin

Analisa Berita by Leonardo Budi Bagas P.

Nama    : Leonardo Budi Bagas P.
Nim        : 00000008829
Tugas    : CCT

Menganalisa Berita

Mata Najwa
Para Penantang Ahok

                Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas tentang Program TV berjudl Mata Najwa. “Para Penantang Ahok.” Itu lah pembahasan dalam mata najwa yang akan dibahas. Dalam program ini pro – kontra dengan ahok dipertemukan. Macro Kusumawijaya adalah salah satu dari tim sukses ahok untuk pilkada 2017. Adhiyaksa Dault, Prasetyo Edi, dan Mohamad Sanusi, mereka lah para penantang ahok. Seperti biasanya Mediator mata najwa ingin mengungkap kebenaran dari sebuah peryataan yang diterima oleh yah. Namun, Cara yang digunakan untuk memperoleh kebenaran tersebut terlalu Persuasif .
                Pertayaan  demi pertayaan  terus menghujani narasumber yang kontra terhadap ahok.  Contoh pertayaan yang ditanyakan kepada para narasumber antara lain;
                “ Apa dasar bapak menuding sahabat ahok?”
                “ Jadi bapak menetang atau mendukung ahok?”
                Pertayaan diatas sering sekali diutarakan kepada penantang ahok. Seperti memberitahukan bahwa mereka itu tidak lebih baik daripada ahok. Membuat para penantang ahok terpojok dengan pertayaan tersebut, dan harus memutar otak mereka dalam menjawab pertayaan tersebut.

                Dari pembahasan di atas kita dapat menyimpulkann , adanya kesesatan dalam serial kali ini. Sang mediator tidak bersikap netral dalam kesempatan kali ini. Saya mendeteksi kesesatan  Argumentum ad hominem khususnya mengarah terhadap Argumentum ad hominem tu quoqe/you too. Dari pertayaan-pertayaan yang diutarakan mengaah terhadap tu quoqe. Karena menyerang kepribadian seseorang secara verbal maupun tidak verbal dan ingin memberitahukan bahwa mereka tidak lebih baik daripada ahok.
Mishell Angelia Gloria
00000008666
Critical and Creative Thinking 

Najwa Sihab selaku tuan rumah Mata Najwa mengundang beberapa petinggi negara untuk berdialog dalam episode " Para Penantang Ahok " pada tanggal 7 oktober. Najwa Sihab selaku moderator dalam dialog antar petinggi negara tersebut terlihat tidak bersikap netral dan cenderung berat sebelah kepada pihak Ahok, terlihat dari percakapannya kepada para tamu undangan Mata Najwa yaitu antara lain Bpk Sanusi dan Bpk Adiaksyah Daud yang menyudutkan dengan pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan kepada beliau dan berakhiran dengan tertawaan ataupun senyuman. Percakapan tersebut mengandung kesesatan Argumentum Ad Hominem yang bersifat menyerang latar belakang orang lain. Yang dimana seharusnya, Najwa harus bersikap netral dan tidak menyerang untuk membela salah satu pihak.

MATA NAJWA - Aleksandra Ekhe Wahyu (00000008853)


Aleksandra ekhe Wahyu
00000008853

Kesesatan Mata Najwa ep. “Para Penantang Ahok”
                Najwa Shihab, host atau tuan rumah dari acara Talk Show Mata Najwa belum sepenuhnya melakukan pekerjaannya yang sebagai pewawancara dengan baik. Masih ada beberapa tindakan, sikap, dan kata-kata yang mengandung kesesatan.
1.         1. Sikap Najwa Shihab terhadap salah satu penantang Ahok yaitu Adhyaksa Dault cenderung bersifat abusive atau sikap yang mem-bully. Karena pernyataan-pernyataan yang dilontarkan sangat menyudutkan Adhyaksa selaku narasumber. Padahal seharusnya narasumber menyampaikan materi-materi secara bebas tanpa tekanan apapun dan dari siapapun. Termasuk dari pewawancara. Sudah diketahui argumen-argumen yang disampaikan Najwa termasuk Argumentum ad Hominem karena cenderung melakukan bullying pada narasumber yaitu Adhyaksa Dault.

2.      2. Najwa Shihab mengucapkan kata “plin-plan” yang merupakan kesimpulan yang diciptakannya sendiri. Apalagi sebelum mendengar penjelasan pasti dari narasumber yaitu Mohamad Sanusi yang merupakan anggota DPRD DKI Frksi GERINDRA. Sebelum menjawab pertanyaan yang ditanyakan oleh Najwa, Najwa sudah mengucapkan kata “plin-plan” yang ditujukan pada partai Gerindra. Itu termasuk ke salah satu kesesatan presumsi yang merupakan generalisasi terburu-buru. Atas kesimpulan yang terburu-buru yang Najwa ucapkan kepada partai Gerindra.

3.      3. Argumen dari Najwa Shihab atau bahan dan materi yang disampaikan oleh Najwa sudah sangat menyerang dan bahkan bisa dikatakan tujuannya untuk menghancurkan argumen lawan. Entah para penantang Ahok atau lawan Ahok. Di sini sebagai host, Najwa tidak ingin disalahkan dan sangat yakin dengan argumen yang dia punya. Sehingga cenderung membela Ahok tanpa melihat dari sisi dengan siapa dia berbicara. Penonton di rumah pasti dapat menyimpulkan bahwa acara ini berat sebelah. Karena argumen Najwa yang terlalu menyerang lawan bicaranya. Ini termasuk kesesatan Argumen Bayangan (menyerang, menghancurkan).


Maka, dengan adanya kesesatan-kesesatan tersebut, masih banyak yang harus diperbaiki dari segi menjadi seorang host atau pewawancara. Seharusnya, Najwa bisa bersikap professional dan dapat menerima semua argumen yang disampaikan narasumber. Sehingga, kesimpulan yang didapat juga murni dari perkataan narasumber, bukan dari persepsi sendiri. Walaupun sudah ada Undang-Undang tentang Pers atau Jurnalis, tetapi tetap etika dalam menyampaikan sesuatu dan menerima pendapat orang lain harus tetap terlaksana dengan baik.